Laman

Selasa, 12 Februari 2013

RENUNGAN SANTRI AL GHOZALI





RENUNGAN SANTRI AL GHOZALI
Dahulu ada seorang santri yang mengabdi dan khidmat pada Imam Ghozali. Ia dengan tekun belajar dan menuntut ilmu dari beliau sehingga menguasai daqo-iqul ulum, ilmu-ilmu yang mendetail yang tidak diketahui oleh orang awam, dan memlki kekuatan jiwa. Pada suatu hari, santri al-Ghozali ni merenung dan tafakur akan keadaan dirinya dan menghawatirkan prilakunya. Lalu ia berkata: “sungguh akau telah membaca bermacam-macam ilmu dan telah kucurahkan umurku untuk belajar dan menghasilkan ilmu, saat ini yang selayaknya aku ketahui adalah, ilmu yang mana yang akan bermanfaat bagiku, serta menjadi pengaring-aring di dalam kuburku, dan ilmu yang mana yang tidak bermanfaat bagiku, sehingga akan kami tinggalkan.
Pikiran-pikiran itu selalumelekat dan menghantui pada dirinya, sehinggs ia menulis surat pada gurunya, Al Ghozali,- untuk meminta fatwa menenyakan beberapa masalah, memohon nasehat dan do’a, sambil mengatakan : walaupun kitab-kitab karangan guruku, -Al Ghozali seperti Ihya Ulumudin dan lain-lainya sudah mencakup jawaban masalah dan problemku namun yang aku inginkan agar guruku Al Ghozali menulis pada lembaran-lembaran kertas yang bisa selalu bersamaku sepanjang hidupku dan akan aku amalkan isinya sepanjang umurku, Insya Alloh.
Kemudian Al- ghozali menulis surat sebagai jawaban santrinya :
Duhai anak muridku !
Semoga Alloh selalu melanggengkan-mu menjadi orang yang taat dan menjadikan-mu orang yang mengikuti perilaku kekasih-Nya, sesungguhnya penjelasan nasehatku tertuliss dalam surat ini, jika dari surat ini kamu bisa mengambil suatu nasehat dan pitutur, nasehat apa yang kamu butuhkan ?
Dan jika dari surat ini kamu tidak bisa mengambil nasehat, maka ucapkan padaku : apa yang telah kamu hasilkan dimasa-masa yang telah lewat ?
Duhai anak muridku !
Sebagian dari yang dinasehatkan Rosululloh pada umatnya, yaitu ucapan beliau :
“Tandaa berpalingnya Alloh dari hambanya adalah jika ia ketungkul dan sibuk melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat, dan sesungguhnya orang yang kehilangan waktu dari umurnya untuk selainya beribadah, tentu patut baginya selamanya menyesal, barang siapa umurnya telah melebihi 40 tahnun, namun amal kkebikanya terkalahkan oleh amal kejelekannya maka bersiap-siaolah untuk masuk neraka”.
Di dalam nasehat ini telah mencakup bgi ilmu.
 Duhai anak muridku !
Memberi nasehat itu mudah, yang sulit adalah menerimanya karena nasehat bagi orang ysng menuruti hawa nafsunya, itu terasa pahit, sebab justru perkara yang dilarang itu yang disenangi dalm hatinya. Terlebih lagitholabul ilmi hanya untuk pengetahuan dan sibuk untuk keenakan diri dan keindahan dunia, mereka menyangka bahwa ilmu tanpa amal akan menjadi sebab keselamatan dan kebahagiaannya, dan mereka menyangka bahwa ilmu itu tidak membutuhkan amal. Yang demikian itu adalah i’tiqodnya kaum falasiah “subhanalloh”. Orang yang maghrur terbujuk itu tidak tahu ketika ia menghasilkan ilmu tanpa diamalkan hal itu akan menjadi hujjah yang sangat kuat yang sangat membahayakan dirinya. Rosululloh bersabda :
“Manusia yang paling berat mendapat siksa di hari kiamat, yaitu orang yang mempunyai ilmu, yang Alloh tidak memberi manfaat atas ilmunya”.
Diriwayatkan wali junaid Al Baghdadi semoga Alloh mensucikan hatinya,- diimpikan setelah wafatnya, lalu ditanyakan padanya. “Bagaimana kabarmu wahai Abdul qosim ? Beliau menjawab : “telah binasa ibarat-ibarat itu, dan telah rusak isyaroh-isyaroh itu, tidak manfaat bagiku kecuali rokaat-rokaat di tengah malam”.
Duhai anak muridku !
Janganlah kamu menjadi anak yang muflis (merugi dalam amal sepi dalam perbuatan). Yakinlah ilmu tanpa amal tidak akan memberi manfaat, hal itu seperti seorang laki-laki di tengah hutan sambil membawa sepuluh pedang Hindia dan membawa beberapa tombak dan ia seorang yang pemberani dan ahli pedang. Kemudian ia sergap harimau tanpa diguanakan dan dipukulkan ? Tentu alat itu tidak bisa bermanfaat kecuali digerakan dan dipukulkan. Begitu juga jika ada orang yang membaca masalah ilmiah dan mendalaminya dengan tekun selama 1000 tahun, tetapi tidak mengamalkannya, maka semua itu tidak akan memberi faidah. Kecuali dengan diamalkan. Begitu juga orang yang tubuhnya panas terkena penyakit kuning, yang obatnya dengan daun skanjabin dan kaskab, kesembuhan tidak akan berhasil kecuali dengan menelannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar